SELAMAT DATANG DI BLOG SMP NEGERI 2 JAKARTA, jl. Mardani Raya No 2 Johar Baru, Jakarta Pusat telp 4243788

Jumat, 11 April 2025

BANK SAMPAH : JANGAN DI BUANG, ITU PELUANG!

 BANK SAMPAH : JANGAN DI BUANG, ITU PELUANG!

Penulis : Ceshilia Putri Palaguna

 

              Apa yang terlintas dibenakmu jika mendengar kata sampah? mungkin banyak yang berpikiran sampah itu kotor, menjijikan, sumber penyakit atau tidak berguna. Tapi apakah kamu memikirkan kata peluang saat mendengar kata sampah?

              Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa sampah dapat menjadi peluang jika dikelola dengan baik, bahkan dapat menjadi sumber untuk mendapatkan uang. Loh bagaimana bisa? Bukankah selama ini sampah hanya menjadi sumber masalah mulai dari penyakit, bau, hingga banjir. Masalah-masalah tersebut sebenarnya muncul saat sampah tidak dikelola dengan baik. misalnya penyakit yang timbul dari sampah berasal dari binatang seperti lalat, tikus dan kecoa yang mengerubuti sampah yang dibiarkan berhari-hari dan ditumpuk disuatu tempat. Jika sampah tersebut dapat langsung dipilah dan dimanfaatkan kembali, tidak ada waktu bagi binatang-binatang tersebut untuk hinggap di sampah dan menyebarkan penyakit ke rumah-rumah. Sedangkan bau yang timbul dari sampah berasal dari sampah organik yang membusuk atau bahkan sampah yang tercampur di satu wadah tanpa proses pemilahan. Jika masyarakat sudah teredukasi untuk membuang sampah sesuai jenisnya, bau dari sampah yang dihasilkan dapat diminimalisir. Terakhir, banjir yang terjadi akibat sampah yang dibuang ke sungai atau saluran air yang lain, merupakan bukti nyata bahwa masyarakat masih banyak yang tidak membuang sampah pada tempatnya. Jangankan untuk memilah dan mengolah sampah, untuk membuang sampah ke tempatnya saja masih belum menjadi budaya.

              Namun, hal tersebut justru menjadi motivasi bagi kader bank sampah SMP Negeri 2 Jakarta untuk mengolah sampah dan mengambil peluang dari sampah-sampah yang dihasilkan. Alih-alih menganggap sampah sebagai sumber masalah, para kader pokja bank sampah menganggap sampah sebagai sumber berkah. Bagaimana tidak, mereka bisa menghasilkan uang hingga ratusan ribu rupiah dari sampah yang dikelolanya. Para kader bank sampah mengelola sampah non organik yang dihasilkan oleh warga sekolah misalnya sampah botol plastik, kardus, serta sampah kertas. Marsya salah satu kader pokja bank sampah mengatakan saat awal terbentuknya bank sampah di SMP Negeri 2 Jakarta, mereka bisa mengumpulkan 2 karung penuh botol plastik dalam sehari. botol plastik tersebut didominasi oleh botol bekas air mineral yang dikonsumsi siswa-siswi di sekolah. Semenjak adanya larangan penjualan air mineral kemasan botol di kantin, produksi sampah botol plastik sudah menurun drastis.

              “untuk sampah organik, ada pokja kompos yang mengelolanya, kami biasanya mengelola sampah non organik yang diproduksi oleh warga sekolah. sebelum adanya pelarangan penggunaan plastik sekali pakai dan anjuran membawa tumblr dari rumah, sampah yang mendominasi adalah sampah bekas botol plastik, sekarang sampah yang lebih banyak adalah sampah kertas.” Ujar Marsya salah satu kader pokja bank sampah.

               Para kader bank sampah yang terdiri dari siswa-siswi SMPN 2 Jakarta biasanya memulai aktivitas mereka dengan mengumpulkan sampah-sampah yang dapat didaur ulang seperti botol plastik. Kegiatan pengumpulan sampah ini biasanya dilakukan pada hari rabu atau jumat disetiap minggunya. Kini, sekolah telah menyediakan wadah penampungan khusus botol plastik, warga sekolah telah terbiasa untuk meletakan sampah botol plastik di tempat penampungan tersebut. botol-botol yang terkumpul kemudian diambil dan dibersihkan jika perlu. Proses selanjutnya adalah pemilahan sampah, para kader akan memisahkan sampah botol plastik, sampah gelas plastik dan sampah kertas untuk dijual terpisah. Plastik merk dan tutup dari botol-botol tersebut kemudian dilepaskan dan dipisahkan. Botol yang sudah bersih dan terpisah dari plastik merk dan tutup botolnya biasanya dihargai lebih mahal saat dijual ke bank sampah dinas lingkungan hidup. Jika ada kardus atau kertas bekas yang sudah tidak dipakai, para kader akan merapihkannya dan mengikatnya dengan tali rafia agar proses penimbangan saat menjual sampah tersebut lebih mudah dilakukan. Para kader juga belajar untuk mengidentifikasi dan memisahkan sampah berbahaya untuk mendapat penanganan khusus misalnya sampah bekas baterai remote AC. Jika sampah-sampah sudah terkumpul banyak, bank sampah sekolah kemudian akan menghubungi bank sampah suku dinas lingkungan hidup kecamatan Johar Baru untuk dilakukan proses penjualan.

              Ibu Nur Azizah selaku koordinator bank sampah SMP Negeri 2 Jakarta memiliki harapan khusus yang berfokus pada pembentukan generasi muda yang peduli lingkungan. “Saya berharap warga SMP Negeri 2 Jakarta dapat memiliki kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik. karena sampah yang tidak dikelola dengan baik hanya akan menimbulkan berbagai masalah dan dampak negatif. Dimulai dari situ, keinginan siswa untuk mempelajari cara mengelola sampah akan muncul baik itu sampah anorganik melalui bank sampah atau pengelolaan sampah organik melalui kegiatan komposting sehingga meningkatkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Lebih jauh, kesadaran untuk mengurangi produksi sampah yang dihasilkan adalah solusi nyata dari masalah sampah. karena itu merupakan hulu masalahnya. Sehingga kebiasaan-kebiasaan kecil seperti menghabiskan makanan, membawa botol minum dan tempat makan sendiri serta mengurangi pembelian barang yang menghasilkan sampah merupakan aksi nyata yang sangat berdampak bagi masalah sampah ini”.

RANGER KEBERSIHAN SMPN 2 JAKARTA

 RANGER KEBERSIHAN SMPN 2 JAKARTA

Penulis : Ceshilia Putri Palaguna

              Kebersihan merupakan salah satu fondasi utama bagi kelestarian lingkungan. Tanpa lingkungan yang bersih, mustahil terwujud lingkungan yang nyaman, asri dan sehat. Lingkungan yang bersih berarti masyarakat telah menyadari dan terbiasa untuk membuang sampah pada tempatnya. Lebih dari itu, lingkungan yang bersih bisa saja hasil dari pengurangan produksi sampah yang berarti masyarakatnya telah terbiasa untuk menjalani berbagai aktivitas ramah lingkungan misalnya dengan tidak menggunakan plastik sekali pakai, membawa tempat makan dan minum yang bisa digunakan berulang, menghabiskan makanan dan minuman, melakukan kegiatan 3R serta memilah dan mengolah sampah yang dihasilkan. Karena, kegiatan yang bertolak belakang dengan hal-hal yang disebutkan sebelumnya berpotensi untuk membuat lingkungan menjadi kotor dan penuh sampah.

              SMP Negeri 2 Jakarta sedang mengupayakan kebiasaan ramah lingkungan sebagai budaya sekolah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membentuk dan membina kader pokja kebersihan dan kerapihan kelas untuk meningkatkan dan menjaga kebersihan di seluruh kelas. Para kader pokja ini tidak ubahnya sebagai ranger kebersihan yang bertugas untuk menjadi contoh teladan bagi siswa-siswi di SMP Negeri 2 Jakarta. Mereka adalah garda terdepan dalam hal kebersihan dan kerapihan kelas. Mereka mengupayakan agar seluruh kelas di SMP Negeri 2 Jakarta selalu dalam kondisi rapi dan bersih. Hal ini penting karena lingkungan yang bersih dan rapi menjadi salah satu faktor dalam kenyamanan belajar sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan pencapaian akademik siswa.

              Para ranger kebersihan yang merupakan kader pokja kebersihan dan kerapihan kelas ini menyadari masih banyak siswa-siswi SMP Negeri 2 Jakarta yang belum menjalani kebiasaan hidup bersih, misalnya ada yang masih menyimpan sampah di kolong meja, membeli makanan atau minuman kemasan, serta malas melaksanakan piket kelas. Oleh karena itu, para ranger pun melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran teman-temannya dalam mengupayakan lingkungan yang bersih misalnya dengan berpatroli sepulang sekolah mengecek kegiatan piket kelas di setiap ruang kelas serta mengecek kebersihan dan kerapihan kelas setelah piket selesai dilaksanakan.

              “biasanya kami memiliki jadwal piket untuk patroli kelas, masing-masing kader bertanggungjawab untuk melakukan pengecekan kelas di setiap lantai. Jadi satu hari ada 3 orang yang piket karena ada 3 lantai. Kalau masih ditemukan sampah di kelas atau kelas belum rapi nanti akan kami laporkan ke guru koordinator kami dan kemudian diteruskan ke wali kelas yang dimaksud.” Ujar Rizki salah satu kader pokja kebersihan dan kerapihan kelas.

              Untuk memacu semangat para siswa dalam menjaga kebersihan kelas, sekolah mengadakan lomba kebersihan kelas yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Pemenang dipilih berdasarkan berbagai kriteria penilaian yang dilakukan oleh juri independen dari kalangan guru. Setiap jenjang kelas memiliki satu pemenang sehingga ada 3 pemenang yang terdiri dari kelas 7, 8 dan 9. Kelas terbersih akan diberikan apresiasi berupa plakat bergilir dan juga sertifikat. Setiap wali kelas dan siswanya, sangat antusias dalam mengikuti lomba kebersihan ini.

              “saya merasa setelah adanya lomba kebersihan kelas, kebersihan dan kerapihan kelas semakin meningkat dari sebelumnya. Saya rasa lomba kebersihan kelas harus dipertahankan untuk waktu mendatang karena manfaatnya besar dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah khususnya di kelas”. Ujar Diva, salah satu siswi yang tergabung dalam pokja kebersihan dan kerapihan kelas.

              Ibu Elsy Rosyeni merupakan koordinator pokja kebersihan dan kerapihan kelas. Sudah 2 tahun ini Ibu Elsy mengkomandoi para ranger kebersihan kelas ini untuk mengkampanyekan kebersihan lingkungan. Tahun lalu, Ibu Elsy meminta semua kelas untuk membuat pot dari sampah galon air mineral untuk disimpan di depan kelas masing-masing agar kelas tidak hanya rapi dan bersih tetapi juga hijau dan segar. Ibu Elsy berkata, tantangan dalam menjalankan pokja kebersihan dan kerapihan kelas adalah konsistensi dalam mengupayakan kebersihan lingkungan serta menanamkan budaya hidup bersih sebagai karakter dalam diri setiap siswa.

              “Sulit untuk melakukan hidup bersih di sekolah jika itu bukan menjadi kebiasaan di rumah. Siswa yang sudah terbiasa membuang sampah di tempat sampah dan hidup bersih di rumah, tidak akan merasa nyaman jika ada sampah di kolong mejanya atau akan merasa bersalah jika membuang sampah sembarangan. Sehingga program pembiasaan hidup bersih ini harus bersinergi dengan orang tua di rumah. Tetapi hal sulit bukan berarti mustahil, saya dan Ibu Shintya selaku pembimbing dari pokja kebersihan dan kerapihan kelas bersama dengan para kader yang terdiri dari siswa-siswi kelas 8F terus berupaya untuk membuat hidup bersih sebagai motto dan budaya di SMPN 2 Jakarta.” Ujar Ibu Elsy selaku koordinator Pokja kebersihan dan kerapihan kelas.

BANK SAMPAH : JANGAN DI BUANG, ITU PELUANG!

  BANK SAMPAH : JANGAN DI BUANG, ITU PELUANG! Penulis : Ceshilia Putri Palaguna                 Apa yang terlintas dibenakmu jika menden...