RANGER KEBERSIHAN SMPN 2 JAKARTA
Penulis :
Ceshilia Putri Palaguna
Kebersihan merupakan salah satu
fondasi utama bagi kelestarian lingkungan. Tanpa lingkungan yang bersih,
mustahil terwujud lingkungan yang nyaman, asri dan sehat. Lingkungan yang bersih
berarti masyarakat telah menyadari dan terbiasa untuk membuang sampah pada
tempatnya. Lebih dari itu, lingkungan yang bersih bisa saja hasil dari
pengurangan produksi sampah yang berarti masyarakatnya telah terbiasa untuk
menjalani berbagai aktivitas ramah lingkungan misalnya dengan tidak menggunakan
plastik sekali pakai, membawa tempat makan dan minum yang bisa digunakan
berulang, menghabiskan makanan dan minuman, melakukan kegiatan 3R serta memilah
dan mengolah sampah yang dihasilkan. Karena, kegiatan yang bertolak belakang
dengan hal-hal yang disebutkan sebelumnya berpotensi untuk membuat lingkungan
menjadi kotor dan penuh sampah.
SMP Negeri 2 Jakarta sedang
mengupayakan kebiasaan ramah lingkungan sebagai budaya sekolah. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah membentuk dan membina kader pokja kebersihan dan
kerapihan kelas untuk meningkatkan dan menjaga kebersihan di seluruh kelas.
Para kader pokja ini tidak ubahnya sebagai ranger kebersihan yang bertugas
untuk menjadi contoh teladan bagi siswa-siswi di SMP Negeri 2 Jakarta. Mereka
adalah garda terdepan dalam hal kebersihan dan kerapihan kelas. Mereka
mengupayakan agar seluruh kelas di SMP Negeri 2 Jakarta selalu dalam kondisi
rapi dan bersih. Hal ini penting karena lingkungan yang bersih dan rapi menjadi
salah satu faktor dalam kenyamanan belajar sehingga dapat meningkatkan
pemahaman dan pencapaian akademik siswa.
Para ranger kebersihan yang
merupakan kader pokja kebersihan dan kerapihan kelas ini menyadari masih banyak
siswa-siswi SMP Negeri 2 Jakarta yang belum menjalani kebiasaan hidup bersih,
misalnya ada yang masih menyimpan sampah di kolong meja, membeli makanan atau
minuman kemasan, serta malas melaksanakan piket kelas. Oleh karena itu, para
ranger pun melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran
teman-temannya dalam mengupayakan lingkungan yang bersih misalnya dengan
berpatroli sepulang sekolah mengecek kegiatan piket kelas di setiap ruang kelas
serta mengecek kebersihan dan kerapihan kelas setelah piket selesai
dilaksanakan.
“biasanya kami memiliki jadwal
piket untuk patroli kelas, masing-masing kader bertanggungjawab untuk melakukan
pengecekan kelas di setiap lantai. Jadi satu hari ada 3 orang yang piket karena
ada 3 lantai. Kalau masih ditemukan sampah di kelas atau kelas belum rapi nanti
akan kami laporkan ke guru koordinator kami dan kemudian diteruskan ke wali
kelas yang dimaksud.” Ujar Rizki salah satu kader pokja kebersihan dan
kerapihan kelas.
Untuk memacu semangat para siswa
dalam menjaga kebersihan kelas, sekolah mengadakan lomba kebersihan kelas yang
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Pemenang dipilih berdasarkan berbagai
kriteria penilaian yang dilakukan oleh juri independen dari kalangan guru.
Setiap jenjang kelas memiliki satu pemenang sehingga ada 3 pemenang yang
terdiri dari kelas 7, 8 dan 9. Kelas terbersih akan diberikan apresiasi berupa
plakat bergilir dan juga sertifikat. Setiap wali kelas dan siswanya, sangat
antusias dalam mengikuti lomba kebersihan ini.
“saya merasa setelah adanya lomba
kebersihan kelas, kebersihan dan kerapihan kelas semakin meningkat dari
sebelumnya. Saya rasa lomba kebersihan kelas harus dipertahankan untuk waktu
mendatang karena manfaatnya besar dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah
khususnya di kelas”. Ujar Diva, salah satu siswi yang tergabung dalam pokja
kebersihan dan kerapihan kelas.
Ibu Elsy Rosyeni merupakan
koordinator pokja kebersihan dan kerapihan kelas. Sudah 2 tahun ini Ibu Elsy
mengkomandoi para ranger kebersihan kelas ini untuk mengkampanyekan kebersihan
lingkungan. Tahun lalu, Ibu Elsy meminta semua kelas untuk membuat pot dari
sampah galon air mineral untuk disimpan di depan kelas masing-masing agar kelas
tidak hanya rapi dan bersih tetapi juga hijau dan segar. Ibu Elsy berkata,
tantangan dalam menjalankan pokja kebersihan dan kerapihan kelas adalah
konsistensi dalam mengupayakan kebersihan lingkungan serta menanamkan budaya
hidup bersih sebagai karakter dalam diri setiap siswa.
“Sulit untuk melakukan hidup
bersih di sekolah jika itu bukan menjadi kebiasaan di rumah. Siswa yang sudah
terbiasa membuang sampah di tempat sampah dan hidup bersih di rumah, tidak akan
merasa nyaman jika ada sampah di kolong mejanya atau akan merasa bersalah jika
membuang sampah sembarangan. Sehingga program pembiasaan hidup bersih ini harus
bersinergi dengan orang tua di rumah. Tetapi hal sulit bukan berarti mustahil,
saya dan Ibu Shintya selaku pembimbing dari pokja kebersihan dan kerapihan
kelas bersama dengan para kader yang terdiri dari siswa-siswi kelas 8F terus
berupaya untuk membuat hidup bersih sebagai motto dan budaya di SMPN 2
Jakarta.” Ujar Ibu Elsy selaku koordinator Pokja kebersihan dan kerapihan
kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar